Berbagi Ilmu Percetakan Bag. I
Buku, surat kabar, majalah yang Anda baca; poster, spanduk, dan baliho yang Anda lihat di jalan; kartu nama, map, dan stiker yang Anda punya saat ini adalah semua yang berhubungan dengan percetakan. Begitu pentingnya peran percetakan, sehingga dapat menghasilkan output-output tersebut.
Sejak ditemukan pertama kali oleh Johannes Guttenberg sekitar tahun 1454, mesin cetak menjadi sesuatu yang vital. Penemuannya diikuti oleh munculnya Injil Gutteenberg. Seiring dengan kemajuan zaman, mesin cetak mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Jerman menjadi motor utama dalam perkembangan mesin cetak. Sementara itu, teknologi Jepang muncul sebagai pesaing utama teknologi Jerman.
Bisnis percetakan di Indonesia sendiri, bukan lah hal yang baru. Usaha percetakan telah menjamur di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini sebanding dengan kebutuhan yang ada akan percetakan. Begitu banyak perusahaan percetakan yang berangkat dari skala besar sampai perusahaan dengan skala kecil. Bahkan, untuk berberapa media massa tertentu, percetakan menjadi entitas bisnis sendiri dalam perusahaannya. Semakin besar skala perusahaan maka semakin tinggi pula kualitasnya.
Di daerah Jakarta sendiri sebagai sentra perekonomian Indonesia terdapat berberapa kawasan percetakan. Kawasan Percetakan terdiri dari berberapa perusahaan percetakan dan perusahaan-perusahaan komplementernya. Perusahaan komplementer tersebut antara lain adalah seperti perusahaan pembuatan film, perusahaan penjualan kertas, perusahaan tempat finishing. Daerah kawasan percetakan tersebut antara lain tersebar di daerah sekitar Stasiun Senen dan Jalan Pramuka Raya.
Sebelum Kita pergi ke tempat percetakan, Kita terlebih dahulu membuat film. Memang dunia percetakan tak akan lepas dari dunia disain dan grafis. Di tempat pembuatan film, Kita cukup memberikan disain akhir untuk barang yang akan di cetak, misalnya Kita akan mencetak satu rim poster. Untuk biaya pembuatan film, Kita dapat menghitungnya dengan mengkalkulasikan ukuran dan warnanya dengan ongkos pembuatan film. Misalnya poster yang akan Kita cetak berukuran A3 (29,7 x 42,0 cm) dan terdiri dari empat warna (dalam disainnya) yaitu cyan, magenta, yellow, and key (black) maka cara menghitungnya adalah:
- 29,7 x 42,0 x 4 x Rp14,00 = Rp69.854 dibulatkan menjadi Rp69.900
Setelah selesai membuat film, langkah selanjutnya adalah membeli kertas. Biasanya kertas yang dibeli dalam ukuran plano. Namun, Kita dapat meminta toko kertas tersebut untuk memotongnya sesuai ukuran barang Kita (lebihkan 2 cm pada ukuran potongan untuk memudahkan percetakan nantinya) . Toko kertas sendiri biasanya cukup lengkap menyediakkan berbagai macam kertas dengan ukuran dan berat yang berbeda. Dalam hal ini, poster yang akan Kita cetak akan menggunakan kertas art paper 150 g ukuran 100 x 65 cm. Perlu diingat sebelum Kita membeli kertas, ada baiknya Kita mengecek terlebih dahulu jumlah yang dibutuhkan dan harga kertas tersebut sebelumnya. Untuk kertas art paper 150 g ukuran 100 x 65 cm di pasaran harganya adalah Rp1.200 per lembar plano. Sesuai perhitungan Kita sebelumnya, kertas yang dibutuhkan untuk mencetak satu rim poster adalah 125 lembar plano.
Proses akhir dari mencetak poster adalah pergi ke tempat percetakan. Di percetakan sendiri Kita mencetak sesuai dengan kapasitas mesin percetakannya sendiri. Pada umumnya mesin percetakan yang ada di tempat-tempat percetakan berskala kecil adalah Mesin Cetak Oliver 58 dan Mesin cetak Oliver 66. Untuk Mesin Cetak Oliver 58, dikenakan ongkos cetak Rp75.000 per platnya. Sedangkan, Mesin Cetak Oliver 66 dikenakan harga ongkos cetak Rp90.000 per platnya. Karena ukuran poster Kita adalah A3 (29,7 x 42,0 cm) maka mesin cetak yang akan Kita gunakan adalah Mesin Cetak Oliver 58. Penghitungannya adalah sebagai berikut:
- 4 x Rp75.000 = Rp300.000
Lalu, masih di tempat percetakan, untuk mempercatik poster Kita maka biasanya poster tersebut dilaminating glossy atau didof (laminating Dof). Biasanya untuk Anda yang tidak ingin repot mengurus finishing ini, Kita dapat memesan tempat percetakan tersebut untuk mengerjakan finishingnya juga. Untuk laminating glossy dikenakan biaya Rp 0,15 per cm persegi. Sedangkan, untuk biaya Dof, dikenakan Rp0,21 per cm persegi. Namun, untuk kasus pembuatan poster Kita kali ini biasanya masih dikenakan minimum barang.
Demikian lah perjalanan singkat Kita tentang dunia percetakan. Harga-harga yang tertera di atas adalah standar percetakan, tapi tak menutup kemungkinan harga tersebut lebih rendah atau tinggi. Hal ini tergantung dari tempat dan bargaining power Anda.
he blog was absolutely fantastic! Great job, keep it up.
ResponderEliminarPrint Malaysia